Boponter. Dalam keheningan malam saat terbangun dari tidur tepat pada tanggal 1 Muharram 1447 H, lantas teringat nasihat kiyai manakala terbangun di malam hari dan waktu fajar hendaklah segera berwudhu dan melaksanakan ibadah sholat walau hanya 2 raka’at, sebagai wujud rasa syukur kepada-Nya. Syukur atas segala karunia yang telah diberikannya, syukur atas masih diberikan kesempatan hidup. “Alhamdulillahilladzi Ahyaanaa Ba’damaa Amaatanaa Wailaihin Nusyuur”.
Terkadang kebahagiaan itu melupakan kepada yang Maha Pemberi Rezeki, padahal sebaiknya bersyukur atas segala Rahmat yang diberikan-Nya. Sudah jelas dan terang benderang “apabila kamu bersyukur niscaya akan Aku tambahkan nikmat-Ku, apabila kamu kufur (tidak berterima kasih) niscaya azab-Ku sangat pedih”.
Kebahagiaan itu tidak akan selamanya hadir, percayalah suatu saat ia akan sirna manakala melupakan-Nya, kebahagiaan itu adalah perasaan dan bukan jaminan banyaknya harta membuat semuanya Bahagia. “Kullu Man “Alaiha Faan” Semua yang ada di muka bumi itu akan binasa.
Wahai insan, Kembalilah kepada petunjuk-Nya agar cinta dan kasih sayangnya tidak pernah hilang. Kebahagiaan duniawi hanya sesaat bukan untuk selamanya. Bisa jadi kesulitan, kesedihan itu justru mampu tuk mendekatkan diri dan ridho kepada-Nya. Ingatlah, tanda Allah Ta’ala mencintai hambanya adalah karena kita ridho atas segala qadha dan qodar-Nya, senantiasa berbuat baik kepada sesama, dan selalu memberikan petunjuk dan lindungan-Nya. Berjalanlah dimuka bumi ini sesuai kehendakmu dan sejauh langkahmu, tetapi jangan lupa Kembali lah !!
Allahumma A’inni ‘Ala Dzikrika Wasyukrika Wahusni ‘Ibadatika. Aamiin.
Tulis Komentar