Depok. Lihatlah pagi begitu cerah, mengajak jiwa yang lemah tuk segera meronta, menuntun hati yang gundah untuk segera berkiprah. Berapa baris Al Quran telah kita sapa? Berapa banyak asmaul husna telah terucap mesra? sejenak sebelum memulai aktifitas pastikan segalanya telah terencana.
Tak sabar diri ingin segera membisik firman Allah SWT, artinya:
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (Q.S. Al Baqoroh: 152).
Semoga diri telah siap menyambut seruan-Nya, yaitu mengingat Allah dan bersyukur kepada-Nya, apalagi balasan yang dijanjikan begitu menggiurkan.
Rasanya setiap kita mampu melakukannya, sebab tabi’at diri selalu ingin tahu siapa pemberi nikmat yang didapat? Bagaimana bisa hembus udara pagi yang menyegarkan, sejuk udaranya yang mengembalikan tenaga, cuaca alam nan indah mempesona, hati yang kembali kepada fitrahnya tak mengingatkan pada Pemberi itu semua? Bahkan seharusnya mengingat pemberian Allah semakin memacu kita tuk merebut perhatian-Nya.
Sesungguhnya syukur itu adalah buah dari dzikir yang menyadarkan diri merasakan pemberian. Maka siapa yang tidak bersyukur sesungguhnya dia tengah lupa, bahkan dia terancam untuk mengingkari pemberian. Ingatlah tabi’at sang pemberi! Ia akan semakin ingin memberi jika pemberiannya tersebut semakin bermanfaat. Lupakan sejenak kegundahan dan kekecewaan, ingatlah Sesungguhnya pemberian-Nya jauh lebih banyak dari yang kita rasa.
Tulis Komentar