Kebahagiaan Tidak Bercampur Dengan KotoranOleh : Dr. Hasanudin Motivator Religi & CEO Menara Wisata Travel

$rows[judul]

Makkah. Kumpulkan kembali sisa-sisa energi, perbaiki yang rusak, tambah yang kurang, sempurnakan yang cacat, selalu ada stock onderdilnya, selalu terbuka bengkel reparasinya, selalu siap para petugasnya, tak ada antrian, dan tak ada kata terlambat. Hanya saja membutuhkan kesungguhan dan kemauan kita tuk mengunjunginya dan hanya yang telah mengunjunginya yang akan tahu khasiatnya dan tertarik untuk merawatnya. Berlarilah menunuju Allah Swt, penuhi hati dengan hidayahnya, lengkapi dengan bahan bakar zikir, sempurnakan dengan amal sholeh.

Bayangkan kesegaran orang yang terbangun dari tidurnya melepaskan beban kantuk yang menjajahnya, tataplah kebugaran orang yang selesai olahraga membuang lemak yang terbakar keluar dalam cairan kotor keringat, perhatikan kepuasan orang yang keluar dari hammam selesai membuang hajat yang membebani perutnya. Renungkan pula betapa leganya rasa setelah mengeluarkan kotoran muntah bagi orang yang terserang masuk angin, ternyata semua yang membebani hidup adalah kotoran yang menjadi beban, dan kepuasan rasa memuncak setelah kotoran itu dapat kita buang.

Aneh bila ada yang masih mempertahankan kotoran yang menjadi beban hidupnya, sayang terhadap sesuatu yang menjadi sumber masalah. Masihkah ada orang yang lahap mengkonsumsi barang haram, merampas hak orang lain, menggunakan fasilitas yang bukan haknya, malalaikan kewajibannya? lalu dia tersenyum dan tertawa bergembira, dikira itu bahagia namun sebenarnya ia adalah sengsara, sebenarnya ia sedang mencoba menyembunyikan bahaya, ia sedang berusaha melupakan ancaman, menampakan kesenangan padahal ia merintih lara menyembunyikan siksa.
Mari bersihkan diri, sucikan hati, buang kotorannya. (disarikan dari Q.S. An Nisaa: 10)

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)